Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Leukemia (kanker
darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang
diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini
dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih
(berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah
(berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah
yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Sebagian besar kasus tampaknya tidak memiliki penyebab yang pasti.
GEJALA
Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa:
Perdarahan yang terjadi biasanya berupa perdarahan hidung, perdarahan gusi, mudah memar dan bercak-bercak keunguan di kulit.
Pemeriksaan darah rutin (misalnya hitung jenis darah komplit) bisa memberikan bukti bahwa seseorang menderita leukemia.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel noramal bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang.
Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang.
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan:
Pemunculan kembali sel leukemik di sumsum tulang merupakan masalah yang sangat serius. Penderita harus kembali menjalani kemoterapi. Pencangkokan sumsum tulang menjanjikan kesempatan untuk sembuh pada penderita ini. Jika sel leukemik kembali muncul di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu. Pemunculan kembali sel leukemik di buah zakar, biasanya diatasi dengan kemoterapi dan terapi penyinaran.
PROGNOSIS
Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan setelah menjalani kemoterapi awal.
PROGNOSIS
Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan setelah menjalani kemoterapi awal.
Acute Myelogenous
Leukemia
Definisi Acute Myelogenous Leukemia (AML)
Tanda-Tanda Dan Gejala-Gejala AML
Mendiagnosa AML
Perawatan AML
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Sebagian besar kasus tampaknya tidak memiliki penyebab yang pasti.
GEJALA
Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa:
Perdarahan yang terjadi biasanya berupa perdarahan hidung, perdarahan gusi, mudah memar dan bercak-bercak keunguan di kulit.
Pemeriksaan darah rutin (misalnya hitung jenis darah komplit) bisa memberikan bukti bahwa seseorang menderita leukemia.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel noramal bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang.
Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang.
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan:
Pemunculan kembali sel leukemik di sumsum tulang merupakan masalah yang sangat serius. Penderita harus kembali menjalani kemoterapi. Pencangkokan sumsum tulang menjanjikan kesempatan untuk sembuh pada penderita ini. Jika sel leukemik kembali muncul di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu. Pemunculan kembali sel leukemik di buah zakar, biasanya diatasi dengan kemoterapi dan terapi penyinaran.
PROGNOSIS
Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan setelah menjalani kemoterapi awal.
PROGNOSIS
Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan setelah menjalani kemoterapi awal.
Acute Myelogenous
Leukemia
Definisi Acute Myelogenous Leukemia (AML)
Tanda-Tanda Dan Gejala-Gejala AML
Mendiagnosa AML
Perawatan AML
Penyakit Leukemia
Akut dan Kronis
Leukemia akut
ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan
memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian
dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup
yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Leukemia
diklasifikasikan berdasarkan jenis sel Ketika
pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel
limfoid, maka disebut leukemia
limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti
neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.
Dari klasifikasi
ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
2. Leukemia
mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada
anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia
limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan
hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia
mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga
terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Penyebab Penyakit
Leukemia
Sampai saat ini
penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
1. Radiasi. Hal
ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus
Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita
dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada
korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
2. Leukemogenik.
Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi
leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri
seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3. Herediter.
Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar
dari orang normal.
4. Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala
Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia
yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia.
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah
merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita
bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan.
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan
dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
3. Terserang
Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya.
Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan
sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari
hidung (meler) dan batuk.
4. Nyeri Tulang
dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone
marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut.
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat
berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
6. Pembengkakan
Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada
kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar
lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan
menyebabkan pembengkakan.
Diagnosa Penyakit
Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia
dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy,
Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic
resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.
Penanganan dan
Pengobatan Leukemia
Penanganan kasus
penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia,
perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan
dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single
ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:
1.
Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy
Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi
bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian
obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel
darah merah atau platelet.
Sistem Therapi
yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi
antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada
pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow.
Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah
ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.
Leukemia Limfositik Akut
DEFINISI
Leukemia Limfositik Akut (LLA) adalah
suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal
berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan
menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang.
LLA merupakan leukemia yang paling sering
terjadi pada anak-anak. Leukemia
jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak-anak di
bawah umur 15 tahun.
Paling sering terjadi pada anak usia antara
3-5 tahun, tetapi kadang terjadi pada usia remaja dan dewasa.
Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan
normal berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas.
Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang,
lalu menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang
normal.
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam
aliran darah dan berpindah ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal
dan organ reproduksi; dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah
diri.
Sel kanker bisa mengiritasi selaput otak,
menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati,
gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.
PENYEBAB
Radiasi, bahan racun (misalnya benzena) dan
beberapa obat kemoterapi diduga berperan dalam terjadinya leukemia.
Kelainan kromosom juga memegang peranan
dalam terjadinya leukemia akut.
Faktor resiko untuk leukemia akut adalah:
- sindroma Down
- memiliki kakak/adik yang menderita leukemia
- pemaparan oleh radiasi (penyinaran),
bahan kimia dan obat.
- lemah dan sesak nafas, karena anemia
(sel darah merah terlalu sedikit)
- infeksi dan demam karena, berkurangnya
jumlah sel darah putih
- perdarahan, karena jumlah trombosit yang
terlalu sedikit.
Pada beberapa penderita, infeksi yang berat
merupakan pertanda awal dari leukemia; sedangkan pada penderita lain gejalanya lebih
ringan, berupa lemah, lelah dan tampak pucat.
Sel-sel leukemia dalam otak bisa menyebabkan
sakit kepala, muntah dan gelisah; sedangkan di dalam sumsum tulang menyebabkan
nyeri tulang dan sendi.
DIAGNOSA
Jumlah total sel darah putih bisa berkurang,
normal ataupun bertambah; tetapi jumlah sel darah merah dan trombosit hampir
selalu berkurang.
Sel darah putih yang belum matang (sel
blast) terlihat di dalam contoh darah yang diperiksa dibawah mikroskop.
Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan
untuk memperkuat diagnosis dan menentukan jenis leukemia.
- transfusi sel darah merah untuk mengatasi
anemia
- transfusi trombosit untuk mengatasi
perdarahan
- antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering
digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Suatu kombinasi terdiri dari prednison
per-oral (ditelan) dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau
asparaginase intravena.
Untuk mengatasi sel leukemik di otak, biasanya
diberikan suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi
penyinaran ke otak.
Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
pengobatan awal yang intensif untuk menghancurkan sel leukemik, diberikan
pengobatan tambahan (kemoterapi konsolidasi) untuk menghancurkan
sisa-sisa sel leukemik.
Pengobatan
bisa berlangsung selama 2-3 tahun.
Sel-sel leukemik bisa kembali muncul,
seringkali di sumsum tulang, otak atau buah zakar.
Banyak penderita yang mengalami kekambuhan,
tetapi 50% anak-anak tidak memperlihatkan tanda-tanda leukemia dalam 5 tahun
setelah pengobatan. Anak berusia 3-7 tahun memiliki prognosis paling baik.
Anak-anak atau dewasa yang jumlah sel darah
putih awalnya kurang dari 25.000 sel/mikroL darah cenderung memiliki prognosis
yang lebih baik daripada penderita yang memiliki jumlah sel darah putih lebih
banyak.
Acute myelogenous leukemia:
Disingkat AML. Juga disebut acute
myeloid leukemia atau acute
nonlymphocytic leukemia (ANLL). Penyakit berbahaya yang majunya sangat
cepat dimana terdapat terlalu banyak sel-sel pembentuk darah yang belum
matang/dewasa dalam darah dan sumsum tulang, sel-sel yang khusus diperuntukan
untuk memberikan kenaikan pada granulocytes
atau monocytes, kedua-duanya
tipe dari sel-sel darah putih yang melawan infeksi-infeksi. Pada AML,
blast-blast ini tidak matang dan dengan begitu menjadi terlalu banyak. AML
dapat terjadi pada kaum dewasa atau anak-anak.
Tanda-tanda awal dari AML mungkin
serupa dengan flu atau penyakit-penyakit umum lain dengan demam, kelemahan dan
kelelahan, kehilangan berat badan dan nafsu makan, dan sakit-sakit dan
nyeri-nyeri pada tulang-tulang atau sendi-sendi. Tanda-tanda lain dari AML
mungkin termasuk tanda-tanda merah yang kecil pada kulit, mudah memar dan
berdarah, seringkali infeksi-infeksi minor, dan penyembuhan yang buruk dari sayatan-sayatan
minor.
Pertama, tes-tes darah dilakukan
untuk menghitung jumlah dari setiap jenis sel-sel darah yang berbeda dan
melihat apakah meraka ada dalam batasan-batasan normal. Pada AML,
tingkat-tingkat sel darah merah mungkin rendah, menyebabkan anemia; tingkat-tingkat platelet
mungkin rendah, menyebabkan perdarahan dan memar; dan tingkat-tingkat sel darah
putih mungkin rendah, menjurus pada infeksi-infeksi.
Biopsi sumsum tulang atau aspirasi
(penyedotan) sumsum tulang mungkin dilakukan jika hasil-hasil dari tes-tes
darah abnormal. Sewaktu biopsi sumsum tulang, jarum yang berongga dimasukan
kedalam tulang pinggul untuk mengeuarkan sejumlah kecil sumsum dan tulang untuk
pengujian dibawah mikroskop. Pada aspirasi sumsum tulang, contoh kecil dari
sumsum tulang yang cair ditarik melalui suntikan.
Lumbar
puncture, atau spinal tap,
mungkin dilakukan untuk melihat apakah penyakitnya telah menyebar kedalam cairan cerebrospinal, yang
mengelilingi sistim syaraf pusat atau central nervous system (CNS) -- otak dan
sumsum tulang belakang.
Tes-tes diagnostik kunci lainnya
mungkin termasuk flow cytometry
(dimana sel-sel dilewatkan melalui sinar laser untuk analisa), immunohistochemistry (menggunakan
antibodi-antibodi untuk membedakan antara tipe-tipe dari sel-sel kanker), cytogenetics (untuk menentukan
perubahan-perubahan kromosom pada sel-sel), dan molecular genetic studies (tes-tes DNA dan RNA dari sel-sel
kanker).
Perawatan utama dari AML adalah
kemoterapi. Terapi radiasi adalah kurang umum; ia mungkin digunakan pada
kasus-kasus tertentu. Transplantasi sumsum tulang sedang dalam studi pada
percobaan-percobaan klinik dan sedang meningkat penggunaannya.
Ada dua fase perawatan untuk AML.
Fase pertama disebut induction therapy
(terapi induksi). Tujuan dari induction therapy adalah untuk membunuh sebanyak
mungkin sel-sel leukemia dan menginduksi remisi, keadaan dimana disana tidak
ada bukti yang nyata dari penyakit dan jumlah-jumlah darahnya normal.
Pasien-pasien mungkin menerima kombinasi dari obat-obat selama fase ini
termasuk daunorubicin, idarubicin, atau mitoxantrone plus cytarabine dan thioguanine. Sekali pada remisi dengan
tidak ada tanda-tanda leukemia, pasien-pasien memasuki fase kedua dari
perawatan.
Fase kedua perawatan disebut post-remission therapy (atau continuation therapy). Ia didisain
untuk membunuh sel-sel leukemia yang tersisa. Pada post-remission therapy,
pasien-pasien mungkin menerima dosis-dosis kemoterapi yang tinggi, didisain
untuk mengeliminasi segala sel-sel leukemia yang tersisa. Perawatan mungkin
termasuk kombinasi dari cytarabine,
daunorubicin, idarubicin, etoposide, cyclophosphamide,
mitoxantrone, atau cytarabine.
Ada sejumlah subtipe-subtipe yang
berbeda dari AML. AML dikelompokan dengan menggunakan sistim yang disebut French American British (FAB) system.
Pada sistim ini, subtipe-subtipe dari AML dikelompokan menurut garis sel
tertentu dimana penyakitnya berkembang. Ada delapan tipe-tipe yang berbeda dari
AML, ditunjuk sebagai M0 sampai M7. Tipe-tipe M2 (myeloblastic leukemia dengan kematangan) dan M4 (myelomonocytic leukemia) setiapnya
bertanggung jawab untuk 25% dari AML; M1 (myeloblastic leukemia, dengan sedikit atau tidak ada sel-sel yang
matang) bertanggung jawab untuk 15%; M3 (promyelocytic leukemia) dan M5 (monocytic leukemia) setiapnya bertanggung jawab untuk 10% dari
kasus-kasus; subtipe-subtipe lainnya jarang terlihat. AML juga dikelompokan
menurut kelainan-kelainan kromosom pada sel-sel yang berbahaya.
Perawatan dari subtipe AML yang
disebut acute promyelocytic leukemia
(APL) berbeda dari yang untuk bentuk-bentuk lain dari AML. (APL adalah
M3 pada FAB system.) Kebanyakan pasien-pasien APL sekarang dirawat pertama
dengan all-trans-retinoic acid (ATRA)
yang menginduksi respon yang penuh pada 70% dari kasus-kasus dan memperpanjang
kelangsungan hidup. Pasien-pasien APL kemudian diberikan rangkaian dari terapi
konsolidasi, yang kemungkinan memasukan cytosine
arabinoside (Ara-C) dan idarubicin.
Transplantasi sumsum tulang
digunakan untuk menggantikan sumsum tulang dengan sumsum tulang yang sehat.
Pertama, semua sumsum tulang dalam tubuh dihancurkan dengan dosis-dosis
kemoterapi yang tinggi dengan atau tanpa terapi radiasi. Sumsum yang sehat
kemudian diambil dari orang lain (donor)
yang jaringannya adalah sama atau hampir sama seperti milik pasien. Donor mungkin
adalah suadara kembar (pencocokan yang paling baik), saudara laki atau
perempuan, atau seseorang yang bersaudara atau tidak bersaudara. Sumsum yang
sehat dari donor diberikan pada pasien melalui jarum kedalam vena, dan sumsum
menggantikan sumsum yang telah dihancurkan. Transplantasi sumsum tulang yang
menggunakan sumsum dari saudara atau dari seseorang yang bukan saudara disebut allogeneic bone marrow transplant.
Kesempatan yang lebih besar untuk penyembuhan terjadi jika dokter memilih rumah
sakit yang melakukan lebih dari lima kali transplantasi sumsum tulang per
tahun.
Kesempatan penyembuhan secara
keseluruhan (prognosis jangka panjang) tergantung pada subtipe dari AML dan
umur dan kesehatan keseluruhan pasien.
Comments
http://obattraditional.com/obat-tradisional-kanker-darah/