Pidato Umar bin Khattab
PIDATO
AWAL AMIRUL MUKMININ
"Saya
mendapat kesan, orang merasa takut karena sikap saya yang
keras.
Kata mereka Umar bersikap demikian keras kepada kami, sementara
Rasulullah
masih berada di tengah-tengah kita, juga bersikap
keras
demikian sewaktu Abu Bakr menggantikannya. Apalagi sekarang,
kalau
kekuasaan sudah di tangannya. Benarlah orang yang berkata begitu.
"...
Ketika itu saya bersama Rasulullah, ketika itu saya budak dan
pelayannya.
Tak ada orang yang mampu bersikap seperti Rasulullah,
begitu
ramah, seperti difirmankan Allah: Sekarang sudah datang
kepadamu
seorang rasul dari golonganmu sendiri: terasa pedih hatinya
bahwa
kamu dalam penderitaan, sangat prihatin ia terhadap kamu,
penuh
kasih sayang kepada orang-orang beriman. (Qur'an, 9:128)
Di hadapannya
ketika itu saya adalah pedang terhunus, sebelum disarungkan
atau
kalau dibiarkan saya akan terus maju. Saya masih bersama
Rasulullah
sampai ia berpulang ke rahmatullah dengan hati lega terhadap
saya.
Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia dengan Rasulullah.
"Setelah
itu datang Abu Bakr memimpin Muslimin. Juga sudah
tidak
asing lagi bagi Saudara-saudara, sikapnya yang tenang, dermawan
dan
lemah lembut. Ketika itu juga saya pelayan dan pembantunya. Saya
gabungkan
sikap keras saya dengan kelembutannya. Juga saya adalah
pedang
terhunus, sebelum disarungkan atau kalau dibiarkan saya akan terus
maju.
Saya masih bersama dia sampai ia berpulang ke rahmatullah dengan
hati
lega terhadap saya. Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia dengan
Abu Bakr.
"Kemudian
sayalah, saya yang akan mengurus kalian.
Ketahuilah Saudara-saudara, bahwa
sikap keras itu sekarang sudah mencair.
Sikap itu hanya terhadap
orang yang berlaku zalim dan memusuhi kaum Muslimin.
Tetapi buat
orang yang jujur, orang yang berpegang teguh
pada agama dan berlaku
adil saya lebih lembut dari mereka semua.
Saya tidak akan
membiarkan orang berbuat zalim kepada orang lain
atau melanggar hak
orang lain.
Pipi orang itu akan saya letakkan di tanah dan pipinya yang
sebelah lagi akan saya injak dengan kakiku sampai ia mau kembali
kepada kebenaran. Sebaliknya, sikap saya yang
keras, bagi orang yang
bersih dan mau hidup sederhana, pipi saya ini akan saya letakkan di
tanah.
"Dalam
beberapa hal, Saudara-saudara berhak menegur saya.
Bawalah
saya ke sana; yang perlu Saudara-saudara perhatikan, ialah:
"Saudara-saudara
berhak menegur saya agar tidak memungut pajak
atas
kalian atau apa pun yang diberikan Allah kepada Saudara-saudara,
kecuali
demi Allah; Saudara-saudara berhak menegur saya, jika ada
sesuatu
yang di tangan saya agar tidak keluar yang tak pada tempatnya;
Saudara-saudara
berhak menuntut saya agar saya menambah penerimaan
atau
penghasilan Saudara-saudara, insya Allah, dan menutup segala
kekurangan;
Saudara-saudara berhak menuntut saya agar Saudarasaudara
tidak
terjebak ke dalam bencana, dan pasukan kita tidak terperangkap ke tangan musuh;
kalau Saudara-saudara berada jauh dalam
suatu
ekspedisi, sayalah yang akan menanggung keluarga yang menjadi
tanggungan
Saudara-saudara.
"Bertakwalah
kepada Allah, bantulah saya mengenai tugas Saudara-saudara,
dan
bantulah saya dalam tugas saya menjalankan amar ma 'ruf
nahi
munkar, dan bekalilah saya dengan nasihat-nasihat Saudara-saudara
sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan Allah kepada saya
demi
kepentingan Saudara-saudara sekalian. Demikianlah apa yang
sudah
saya sampaikan, semoga Allah mengampuni kita semua."
Comments