Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memasuki Lingkungan Baru
Sebenarnya
menjadi masyarakat yang bersosial itu tidaklah mudah. Terutama pada keluarga
muda dengan daerah yang baru. Tentunya akan membutuhkan banyak adaptasi dan
proses. Terkadang di lingkungan baru ada tetangga yang menyambut dengan senang
hati dan gembira. Terkadng juga ada tetangga baru yang memiliki perasaan iri
dengki erhadap orang baru. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kesenjangan
antara dua keluarga tersebut. Kesenjangan disini tidak hanya dalam bentuk
materi, namun juga pendidikan, kemampuan ataupun persaudaraan.
Pernahkah anda
merasa iri ketika ada tetangga yang di datangi oleh keluarga besarnya. Mereka berkumpul
bersama dalam satu waktu untuk sekedar bersilaturahmi ataupun berkunjung. Ingin
juga rasanya kita merasakan hal yang sama (ini khusus buat yang merasa iri ya).
Tapi bagaimanapun juga, hal tersebut harus di maklumi. Yang perlu kita lakukan
adalah bagaimana cara mengontrol emosi kita agar tidak selalu iri dan dengki. Kalau
caranya, saya yakin, anda lebih tau caranya.
Kembali ke
persoalan menjadi anggota masyarakat sebuah lingkungan yang baru. Sebagai keluarga
muda yang baru saja menempati tempat yang baru, tentu akan menyenangkan apabila
sambutan yang diterima oleh masyarakat sekitar baik. Yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana cara menjaga agar hubungan yang telah dimulai dengan baik tadi
tetap menjadi baik selamanya. Berikut cara dan metode menurut penulis :
1. Jangan pernah
membanggakan apa yang anda miliki secara berlebihan. Bangga dengan apa yang
kita miliki dan dapatkan sah-sah saja, tapi jangan sampai berlebihan, karena
nantinya kita akan dicap menjadi seorang yang sombong.
2. Jangan membuat
pernyataan yang kontroversial mengenai lingkungan baru secara
frontal/blak-blakan. Terkadang ada beberapa kebiasaan masyarakat ditempat yang
baru yang berbeda dengan kebiasaan masyarakat ditempat yang lama. Hal teersebut
tidaklah layak jika dijadikan sebuah permasalahan, apalagi sampai membuat
pernyataan yang menyakiti masyarakat setempat. Sampaikanlah hal-hal tersebut
secara elegan, tanpa bermaksud menyalahkan atau membanding-bandingkan,
sampaikan juga positif dan negatif dari kebiasaan tersebut. Bisa saja kebiasaan
kita yang kurang tepat. Kenapa tidak?
3. Jangan
melakukan tindakan yang kurang pantas di wilayah yang baru. Yang namanya kurang
pantas, tentu saja juga kurang baik.
4. Berusahalah menjadi
tetangga yang baik. Sapalah tetangga anda ketika bertemu di jalan. Datanglah ketika
di undang. Dan bantulah ketika diperlukan.
5. Penulis yakin
masih banyak hal-hal baik yang bisa dilakukan ketika menjadi tetangga baru di
lingkungan yang baru.
Yang menjadi
pesan terakhir adalah sesuai dengan kata pepatah, “Lain Ladang Lain Ilalang”. Lain
tempat lain pula kebiasaan, adat, sifat, tabiat dan kondisi setempat.
Semoga menjadikan
manfat bagi kita semua. Terima kasih.
Comments