Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) - part II
BUDIDAYA PADA TANAH MIRING
Untuk
tanah miring hal yang perlu dipoerhatikan adalah mencegah hilangnya tanah dan
kelembabannya. Desain layout sekarang menjadi lebih sederhana dengan foto udara
dan peta kontur yang selalu tersedia. Hal utama yang diperhatikan dalam membuat
jarak tanam adalah kemiringan dan tipe tanah (SASEX, 1996). Struktur yang
dibutuhkan untuk desain daerah miring adalah jalan, saluran air dan terasering.
Saluran
air ini sangat penting untuk mengalirkan air yang melimpah. USA–SCS (Soil Conservation Service) desain
merupakan metode yang paling banyak digunakan dan dapat diharapkan untuk
mengatasi aliran puncak pada berbagai
situasi. Dasar yang curam, penutupan jarak petak harus dapat mengontrol
kehilangan air dan tanah. Juga tanah yang lebih mudah tererosi, penutupan petak
harus dapat untuk mengurangi aliran panjang dari aliran air. Faktor manajemen
memerankan bagian yang penting dalam menentukan jarak petak, yang memerlukan
pengolahan minimum, penanaman dalam alur, pembakaran, penebangan dan waktu
penanaman. Nomografnya sekarang
tersedia dimana penempatan faktor yang perlu dipertimbangkan ketika desain
layout untuk budidaya di tanah miring.
Contoh
tipe layout lahan pada tanah miring:
Ø
Kemiringan punggung bukit. Ini
merupakan sebuah puncak jalan ke bawah dengan aliran air alami dan atau buatan
pada suatu tempatnya. Petak-petak terdapat pada sudut kanan sampai ke puncak
jalan, paralel satu dengan yang lainnya dan merupakan pemberhentian air dari
puncak saluran air. Jarak tanam sejajar dengan petak. Petak sangat berguna
untuk memberhentikan air yang berlebihan agar bisa dimanfaatkan oleh tanaman.
Ø
Kubah (Dome) : Ini mempunyai sebuah jalan melintasi puncak bukit, dengan
petak-petak memutari bukit, pemberhentian dikontruksikan dengan jalan air
berumput turun kebawah sesuai dengan kemiringan.
Ø
Saddle : Jalan puncak
menghubungkan saddle dari titik yang
tinggi ke titik yang tinggi. Petak mengelilingi saddle dan pemberhentian ke saluran air dimulai dari tempat rendah
ke saddle.
Konstruksi
struktur konservasi membutuhkan perhatian penuh, petak dengan kemiringan sampai
dengan 15 % dapat dibuat dengan menggunakan reversible
disc atau mouldboard plough,
memindahkan tanah ke atas jika memungkinkan. Pada kemiringan yang lebih tinggi,
sebuah blade terracer atau bulldozer lebih cocok digunakan. Saluran
air dibuat menggunakan reversible ploughs,
bulldozer atau dan scoops. Saluran air pada areal sebaiknya
dikontruksikan dengan graders. Segera
setelah pembangunan saluran air ditanami dengan tanaman rumputan seperti Cynodon atau Stenotophrum sp dan disiram agar segerah tumbuh sebelum ada hujan.
HASIL
Salah satu indikasi terpenting kesuksesan
petani adalah produktivitas lahannya yaitu hasil tebu atau gula per hektar per
tahun. Hasil per hektar yang dipanen, yang diharapkan, ini tidak berharga
sebagai indikator yang tidak berhubungan dengan umur tebu pada saat dipanen,
sebagai contoh, hasil tebu 170 ton/ha ketika tanaman di panen pada umur 24 bulan
menandakan produktivitas yang rendah dari pada 90 ton /ha pada tanaman satu
tahunan , umur pada saat panen bervariasi antara 9-14 bulan, tergantung pada
musim panen dan keadaan tanaman dilapangan adalah RPC atau RC. Tergantung pada
umur dalam bulan hanya memberikan gambaran keseluruhan secara kasar, jika
pertumbuhan terbatas pada musim gugur dan tanaman dipanen terlambat pada umur
14 bulan pada akhir musim tidak secara langsung dapat dibandingkan dengan
tanaman yang dipanen pada umur 10 bulan pada awal musim.
Umur
tebu saat dipanen sangat bervariasi di seluruh dunia. Banyak tempat yang
mempunyai irigasi bagus dapat dipanen pada umur 12 bulan, seperti yang
dilakukan pada tempat yang mempunyai curah hujan yang tinggi seperti di
Australia dan Colombia. Pada tempat yang iklimnya lebih tidak cocok lagi, tebu
dipanen pada umur yang lebih tua lagi seperti tebu lahan kering di Afrika
Selatan yang dipanen pada umur 15-18 bulan dan di Kenya 18-22 bulan.
Sejumlah
cara diciptakan untuk meningkatkan ekpresi hasil dalam kaitannya dengan umur.
Sweet (1973) mengemukakan metode COTCHM (Corrected
Tonnes per Hectare per Month). Pada dasar analisis database yang luas hasil
varietas NCo 376 di Triangle, Zimbabwe dan Simunye, Swaziland, faktor yang
menghubungkan produksi untuk hasil tebu untuk panen tebu pada masing-masing
bulan pada suatu musim pada umur yang berbeda, menunjukkan hasil yang diperoleh
pada bulan April pada awal musim tebang. Metode ini sangat berguna untuk
mengkorelasikan hasil panen pada suatu dasar, untuk mendeterminasikan kenapa
mereka mempunyai penampilan dibawah dalam hubungannya dengan umur dan musim
pada saat panen, dan ini merupakan aplikasi sebagian dalam menentukan
kebijaksanaan pada saat replanting.
Suatu
percobaan yang sangat berguna dilakukan di Swaziland untuk mendeterminasikan
potensi hasil tebu didasarkan pada penggunaan mode iklim CANEGRO. Potensi hasil
disesuaikan dengan daerah spesifik yang dikoreksi berdasarkan pada sejarah
rata-rata hasil pada masing-masing titik tanah, untuk berbagai ratoon, musim
pada saat ditebang, varietas dan metode irigasi (Mr. Glinchey dan King, 1998).
Metode ini digunakan untuk menilai penampilan manager dan akhirnya hasil tebu.
Petani
pada umumnya memberikan perhatian yang besar terhadap hasil tebu sebagai ukuran
penampilan. Hal ini karena hasil tebu selalu lebih nyata jika dibandingkan
dengan hasil sukrosa dan lebih dikontrol oleh hasil tebu. Pendapat ini sebagian
benar ketika petani tidak dibayar berdasar produksi sukrosa maupun memberikan
masukan lain dengan mengiling pada suatu tingkat sukrosa tebu. Ini tidak ada
insentif pada keadaan untuk petani untuk menyetorkan dalam keadaan segar, sukrosa
yang tinggi ke pabrik. Situasi ini terjadi pada banyak pabrik di Asia, Afrika
dan Amerika Selatan. Walaupun sukrosa merupakan ukuran dan suatu yang akan
dibayarkan, petani mungkin menggunakan tehnik untuk meningkatkan persentase
sukrosa dan ekpresi hasil ditentukan oleh persentase sukrosa tersebut.
Pengiriman tebu segar lebih singkat dari 72 jam setelah pembakaran atau
pemanenan, pemotongan pucuk yang bagus, tidak basah dan matang. Tehnik ini
memberikan hasil pembayaran sukrosa yang tinggi untuk produksi dan meningkatkan
ekstraksi dan recoveri di pabrik. Sedikit contoh yang menerapkan cara ini
adalah Australia dan Afrika bagian Selatan.
RATOON DAN
RATOONING
Setelah
suatu area yang ditanami dengan tanaman baru yang telah dipanen, primordia
tunas dan akar dari tunggul akan berkembang ketika kondisi ekologinya memungkin
dan menghasilkan tanaman keprasan atau ratoon. Ketika sebuah tunas baru tumbuh
dan membentuk akar, akar tua mati dan akan mengalami pembusukan. Tunas ini akan
menjadi tanaman baru dengan suplai air dan nutrisi dari sistem perakaran yang
baru. Namun demikian, seiring dengan waktu tanah akan kehilangan strukturnya
dan akan terjadi pemadatan akibat masuknya alat berat. Kemiringan dibentuk pada
saat persiapan areal, efisiensi penurunan darinase, salinitas tanah dan masalah
tanah sodik (sodicity) membuatnya
menjadi lebih buruk, tunas akan rusak oleh alat panen (terutama dengan alat
panen kombinasi) dan hama-penyakit menyebabkan kerusakan yang lebih buruk.
Konsekwensinya, faktor yang lain harus konstant, pembentukan sistem perakaran
tambahan menjadi semakin sulit untuk ratoon yang bagus, populasi tanaman
menurun dan hasil tebu menurun sampai suatu titik dimana ambang batas ekonomi
untuk pembajakan dan melakukan penanaman kembali.
Struktur
yang bagus, tanah yang bebas saluran mungkin akan menghasilkan ratoon sebelum
stadia ini, bebas tanah berstruktur buruk, tanah sodik membutuhkan replanting.
Di Zwaziland tanaman ratoon lebih dari 20 kali dapat berproduksi dengan baik.
Struktur, tanah lempung bebas drainase dibawah kondisi irigasi mengingat
drainase yang buruk, sodik, tanah duplek direplanting setelah 4-5 kali tanaman
ratoon. Tanah dengan kualitas menengah direplanting setelah 8-10 tahun. Di
Australia, ini sangat jarang untuk lebih dari 4 tahun untuk dapat dipanen; umumnya
hanya 2 kali untuk petani kecil di Kenya.
Kebutuhan
biaya untuk PC jauh lebih tinggi jika dibandingkan tanaman RC, sebuah perbedaan
akan meningkat dengan menanam varietas hibrida yang mempunyai vigor yang bagus,
dan meningkatkan realisasinya, di beberapa instansi, penerapan sub-soiling dapat menyebabkan kehilangan
hasil, khususnya ketika irigasi tidak diaplikasikan dengan cepat setelah
pengolahan tanah yang lengkap. Biaya yang mahal untuk menanam tebu harus
dihitung sebagai investasi modal.
Pada
beberapa negara jumlah tanaman ratoon yang biarkan tumbuh atau proporsi areal
yang dapat ditanam dengan tebu yang dipanen. Setiap tahun, harus disesuaikan
dengan status dan sistem rotasi tanaman. Kasus di Queensland, Barbados, Jawa,
Taiwan dan Kenya, tidak diaplikasikan secara teliti karena realisasinya
keuntungan ekonominya diperoleh dari tanaman ratoon. Dalam hubungannya dengan
ukuran program replanting dan pemeliharaan ratoon petani tebu harus
mempertimbangkan banyak faktor, beberapa
yang penting diantaranya :
Ø Balance
antara hasil yang rendah pada tanaman ratoon tua yang murah dan hasil yang
tinggi pada tanaman PC yang memerlukan biaya banyak/mahal, yang harus dicatat adalah
efek aoutput pada harga bersih.
Ø Kondisi
pasaran gula, dalam hubungannya dengan kuota dari perjanjian internasional dan
memperpendek mata rantai dari produsen
yang lain.
Ø Konsekweni
sosial, di beberapa negara, mempunyai sedikit atau tidak ada pekerjaan di
lapangan pada waktu segera setelah dimulainya musim giling jika area pada
tanaman PC muda sempit.
Ø Tehnik
yang perlu dipertimbangkan meliputi :
a)
Perbanyakan varietas baru,
harapan dengan potensi hasil yang tinggi dan resistensi terhadap penyakit.
b)
Kontrol terhadap insektisida
tanah yang selalu tinggi pada tanaman ratoon yang tua.
c)
Meningkatkan layout areal dan
kesempatannya dalam metode irigasi.
d)
Mencegah kerusakan areal yang
disebabkan oleh cara panen.
e)
Meningkatkan drainase permukaan
dan sub-permukaan
f)
Kelembaban untuk mengurangi
salinitas tanah, sodisitas dan mengubah PH tanah .
g)
Menurunkan populasi tunggul
Yang
lebih dipilih adalah program replanting yang relatif konstant, terutama untuk
kawasan yang luas dan harus dieveluasi secara teratur, berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Jika 3 tahun tanaman replanting menunjukkan gejala
penurunan, persiapan untuk program replanting untuk setiap kebun disusun untuk
memperoleh tanggal panen yang cocok, dan drainase, ameriolasi tanah dan
perencanaan irigasi. Ketika menentukan laju program replanting tahunan, harus
didasarkan pada prinsip ekonomi. Berdasarkan NPV (Net Present Value) pemeliharaan ratoon merupakan metode yang lebih
cocok dan sejumlah model dikembangkan menggunakan metode ini. Informasi yang
dapat diperoleh dari model ini adalah :
a)
Estimasi hasil untuk tanaman tebu
dan ratoonya pada masing-masing kelas tanah yang akan diperoleh dari data hasil
terdahulu dan mungkin disesuaikan untuk musim panen untuk mengeliminasi bias
pada beberapa petak yang memberikan hasil rendah pada akhir musim tebang.
b)
Estimasi persen sukrosa, pada
kasus pertumbuhan atau ekstraksi gula pada kasus giling.
c)
Biaya bajak dan replanting dan
biaya kultivasi tahunan tanaman PC dan RPC menunjukkan biaya per hektar dan
pemanenan dan biaya angkut per ton.
d)
Dalam mengestimasi sukrosa atau
harga gula yang diharapkan.
e)
Estimasi nilai bunga modal selalu
berubah bentuk uang/modal yang dipinjam.
NPV
tertinggi dari ratoon adalah ketika ratoon lebih memberikan keuntungan dari
pada replanting.
PERSIAPAN LAHAN
Pekerja
prinsip dalam persipan lahan adalah :
Ø Merusak
tanaman sebelumnya
Ø Memindahkan
akar dan batu untuk meningkatkan kondisi panen dan tanaman volunter yang tumbuh
kembali, yang mungkin menjadi tempat transit smut dan RSD pada tanaman
berikutnya
Ø Membuka
dengan bajak
Ø Penyusun
permukaan dan subpermukaan yang cocok untuk drainase dan layout lahan.
Ø Menambahkan
bahan ameliorasi tanah yaitu gypsum, kapur dan blotong.
Ø Membuat
kemiringan untuk germinasi dan pertumbuhan tebu.
Dalam
hubungannya dengan beberapa aktivitas persiapan lahan yang dilakukan,
tergantung pada hasil yang ingin dicapai dan biaya yang diperlukan untuk
pengoperasian mesin yang beragam untuk beberapa petani. Pemilihan waktu yang
tepat untuk persiapan lahan sangat penting dilakukan. Akan dipilih jika areal
yang akan direplanting disiapkan untuk panen tebu pada musim kering, dimana
hujan terakhir terjadi dan potensi pertumbuhan rendah, ini akan meminimalkan
potensi kehilangan hasil. Waktu melakukannya harus sesingkat mungkin, sejalan
dengan pengoperasian yang akan dilakukan, jika tanaman terserang RSD berat,
periode yang panjang diinginkan idealnya, areal harus direplanting pada saat
waktu germinasi dan fase awal peladangan harus dilengkapi dengan waktu dari
potensial pertumbuhan yang cepat pada awal musim panas. Lahan yang di biarkan
kosong pada penanaman musim gugur dengan menanam tanaman penutup jika
diperlukan dan secara normal akan dipanen pada akhir musim tebang.
Dibeberapa
instansi metode yang unik dilakukan oleh masing-masing petani; dan diskripsi
yang mengikuti tujuan untuk mengilustrasikan hal tersebut yang biasanya
digunakan. Setiap pengoperasian tidak mudah dilakukan dalam hubungannya memberi
atau semua yang selalu dilakukan.
Ø Perhatian terhadap lingkungan. Realisasi untuk
meningkatkan adalah petani tebu harus lebih proaktif dalam memanajemen
lingkungan. Ada keenganan petani untuk mengembangkan areal tebu. Ketika areal
baru dikembangkan, ini harus dilakukan lebih hati-hati seperti hanya membuka
lahan yang dapat memberikan keuntungan ketika dikelolah, tidak mengelola tanah
yang miskin, vegatasi Riverine, areal
bergunung–gunung dan tempat penting bersejarah. Petani memperoleh rekomendasi
dari EIA (Environmental Impact
Assessments). Ada dua buah efek (seperti mengurangi area yang dikembangkan
dan usaha yang akan menghasilkan produksi yang lebih menggunakan lahan yang ada
dengan pengolahan ) yang akan mempengaruhi secara nyata pada metode persiapan
lahan ).
Ø Pembangkaran tunggul. Ini dapat dilakukan
menggunakan bajak yang dapat membalik atau moudlboard,
yang diset dangkal agar dapat membongkar dan diklantang. Sebagai alternatif,
dapat digunakan heavy disc harrow
untuk mencabut tunggul. Ini akan efektif jika dilakukan pada kondisi kering
namun pada kondisi basah lebih efektif menggunakan mouldboard ploughs. Disc ploughs
juga dapat digunakan tetapi tidak dapat mencabut tunggul tua dan menyebabkannya
dapat tumbuh kembali. Tunggul–tunggul volunteer dapat dihilangkan dengan
dicabut sebelum aplikasi alat berikutnya, terutama jika varietas sebelumnya
mudah terkena smut atau RSD.
Ø Pembajakan: Tujuan pembajakan
adalah untuk mengolah tanah dipermukaan,
memecah tanah akibat pemadatan dan mencampur lapisan tanah atas (top soil). Pembajakan dapat dilakukan
secra konvensional, maipun menggunakan reversible
plough atau heavy rome disc ploughs.
Ø Harrow: Ini dilakukan untuk memperoleh
permukaan yang bagus atau kasuran bibit dan memungkinkan pengoperasian alat
lain untuk memperoleh permukaan yang lembut dengan memecah bongkahan tanah yang
disebabkan oleh pengoperasian alat lain dan untuk mencampur bahan pembenah
tanah. Harrow sebaiknya dilakukan dua kali, harrow terakhir untuk menghasilkan
permukaan tanam. Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan menggunakan harrow, chisels atau tines.
Ø Ripping: Pengoperasian ini dilakukan
untuk menghancurkan dasar tanah, memacah tanah yang mengalami pemadatan dan
untuk menambah kedalaman daerah perakaran. Pekerjaan ini selalu dilakukan
menggunakan traktor yang dioperasikan pelan, tenaga tinggi dengan mata ripper.
Ini merupakan pengoperasian yang mahal tetapi sangat efektif, khususnya pada
tanah lempungan berat atau tanah dupleks.
Ø Levelling: Pada tanah yang baru
dikembangkan atau areal ratoon yang tidak rata, graders atau dump-scoop
levelling mungkin diperlukan untuk meratakan dan membuat terasering dan
saluran air. Pada areal yang akan direplanting mungkin hanya memerlukan
digundukannya. Perencanaan areal ini penting untuk meratakan gundukan tanah dan
menimbun cekungan, khususnya untuk areal yang beririgasi alur, dan areal yang
mempunyai kemiringan rendah. Pada pengoperasian yang memuaskan, sebuah instrumen
laser dapat digunakan untuk mengontrol rencana areal.
Ø Drainase sub-permukaan: Pengoperasian persiapan
lahan merupakan waktu yang tepat untuk membuat saluran drainase subpermukaan
untuk mengurangi kemelimpahan air, salinitas dan sodisitas. Ini harus
direncanakan dengan didukung oleh investasi sebelum replanting dilakukan. Jarak
saluran, kedalaman dan ukuran pipa dihasilkan dari investigasi ini. Pipa drainase
biasanya berupa pipa PVC tetapi menggunakan mole
drains mungkin juga akan efektif. Pipa drainase selalu dihubungkan dengan
parit dan menutupnya dengan tanah. Mesin laser tersedia untuk mengontrol parit
dan instalasi pipa drainase dan dapat digunakan dalam skala besar dan dapat
dioperasikan secara memuaskan. Kotak pemeriksaan juga harus dibangun.
Ø Pembenah tanah: Pembenah tanah paling
bagus ditambahkan sebelum ripping
atau harrow terakhir dalam
hubungannya untuk mengabungkannya secara sempurna ke dalam tanah. Gypsum juga diaplikasikan untuk
mengurangi sodisitas tanah, khususnya pada tanah sodik. Kapur juga dapat
diberikan untuk menurunkan pH tanah yang tinggi. Kedua bahan tambahan ini
diaplikasikan menggunakan traktor yang menarik alat penyebar dosis 100 ton/ha
dan pada dosis yang rendah sebagai sumber pupuk fosfat. Blotong biasanya mudah
didapatkan di Pabrik, walaupun ini sangat memakan tempat tapi mempunyai nilai
yang tinggi pada tanah yang baru dibuka, terutama yang mempunyai kandungan
fosfor rendah. Blotong dapat diaplikasikan menggunakan traktor maupun dump truck pada areal dengan graders. Pada areal yang mempunyai
tempat penyulingan “stillage“ atau “dunder” dapat diaplikasikan untuk
menambah tingkat potasium dan beberapa nitrogen. Ini diaplikasikan dengan
sistem irigasi sprinkle atau alur.
Ø Penghilangan bebatuan: Bebatuan di areal
merupakan halangan yang serius bagi pengoperasian mesin dan mungkin sangat
merusak jika mereka diambil pada saat panen hingga akan digiling di pabrik.
Usaha yang keras untuk memindahkan bebatuan pada saat replanting dan setelah
panen sangat bermanfaat. Di Mauritius, dimana merupakan daerah vulkanik,
tanahnya bertebaran dengan bebatuan basalt dan harus ditumpuk menjadi gundukan
tinggi diareal. Ketika lahannya direplanting, subsoiler dilakukan dengan crowler
traktor, untuk memperlihatkan bebatuan. Bebatuan ini akan dipindahkan dengan buldozer atau secara manual dan disusun
membentuk piramid atau dinding diantara row tebu.
Ø Penanaman penutup tanah dan
pemberaan.
Tehnik ini digunakan dibanyak negara:
a)
Untuk mengistirahatkan diantara
tanaman tebu karena waktu atau aplikasi mesin padxa saaat replanting.
b)
Untuk meningkatkan kondisi tanah
khususnya ketersediaan bahan organik.
c)
Untuk mengontrol rumput-rumputan
yang resisten atau mencegah perkembangan hama dan penyakit.
Biasanya
tanaman penutup tanah berupa kacang–kacangan (legumes), seperti cowpeas,
velvet beans atau sunn-hemp. Tanaman penutup tanah
biasanya ditanam setelah panen tebu yang terakhir dan dibajak dan diikuti
pengoperasian persiapan lahan awal lainnya. Ini akan optimal dilakukan ketika
masa produksi vegetatif maksimum dimana terjadi pada awal stadia pembungaan dan
dapat terdekomposisi sebelum persiapan lahan pada akhir lengkap pada beberapa
instansi, tanaman komersial kapas mengantikan kacang-kacangan.
Ø Pengolahan tanah minimum: Tehnik ini sekarang
banyak dilakukan. Pembangkaran tunggul efektif dilakukan dengan aplikasi glyfosat 8-10 l/ha atau fluazifop 6 l/ha. Fluazifop harus diaplikasikan kurang dari 8 minggu sebelum
replanting untuk mencegah germinasi yang buruk. Bahan kimia harus diaplikasikan
untuk mengefektifkan pertumbuhan tebu lebih dari 400 mm tinggi untuk pemusnahan
tunggul yang optimum. Penutupan oleh tujuk sangat penting, sebuah tanda kecil
sekitar 200 mm dibuat diantara row tebu tua dimana tebu akan ditanam. Pengerjaan
dilakukan menggunakan bajak piringan pada tanah ringan dan dengan bajak rotari
pada tanah berat . Keuntungan pengolahan tanah minimum adalah mengurangi erosi
pada tanah miring, untuk mengantikan tanaman yang tua, mati dan areal kecil
yang rusak. Struktur tanah, bahan organik, kelembaban dan nutrisi yang
diamankan, populasi tanaman voluntir dapat dikurangi, biaya pada umumnya
rendah, dan hasil yang meningkat dapat dihasilkan pada tekstur ringan dan
menengah. Kerugiannya adalah penanaman tertunda karena syarat untuk tanaman
yang diharapkan akan tumbuh efektif sebelum dapat disemprot dengan herbisida
selektif. Layout baru dan perataan tanah tidak bisa dilakukan dan penambahan
bahan pembenah tanah sulit dilakukan.
Ø Penanaman dalam alur: Merupakan langkah
terakhir dari persiapan lahan. Alur ini dibuat dengan double mouldboard, time
atau discs yang mempunyai bentuk V,
pemeliharaan dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa jaraknya selalu tepat dan
seragam kedalamannya, seperti sekitar 100 mm. Jarak row telah didiskusikan pada
bagian depan. Kasuran bibit yang baik sangat penting untuk germinasi, adanya
bongkahan akan menghasilkan bibit yang sedikit kontak dengan kelembaban tanah.
Comments