Membaca Qur’an Tanpa Mengetahui
Artinya
Ada
seorang “muballigh modern” mengatakan di atas podium, bahwa membaca Qur’an
tanpa mengetahui artinya tidak berpahala.
Benarkah
pendapat muballigh tersebut?
Jawab
:
Tidak
benar !
Membaca
Qur’an tanpa mengetahui artinya berpahala dan pahalanya itu besar. Membaca
Qur’an dengan mengetahui artinya pahalanya lebih besar lagi.
Dalil-dalil
atas pendapat ini adalah :
Kesatu
:
Tersebut
dalam Hadits Tirmidzi :
Artinya
: “Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata : Berkata Rasulullah SAW. :
Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka ia dapat 1 pahala dan pahala
itu akan di ganda 10 kali lipat. Saya tidak mengatakan “alif lam mim” satu
huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf”. (Hadits di
rawikan oleh Imam Tirmidzi – Lihat Sahih Tirmidzi Juz XI halaman 34).
Jelas
bahwa membaca satu alif saja dapat pahala, sedang alif itu tidak ada artinya
atau kita tidak tahu artinya.
Alif
yang di katakan Nabi Berpahala membacanya ialah alif yang ada dalam kalimat
yang termaktub dalam Qur’an suci pada
permulaan Surat Al Baqarah.
Kata
itu terdiri atas tiga huruf, yaitu alif, lam, mim. Kalau di baca, kata Nabi,
maka si pembaca mendapat pahala, dan pahala itu di lipat sepuluh, sehingga
menjadi 10 kali.
Si
pembaca mendapat pahala, kata Nabi. Beliau tidak mensyaratkan, bahwa bacaan itu
mesti dengan tahu maknanya.
Tentang
pahala di lipat sepuluh ini di terangkan Tuhan dalam satu ayat di Surat Al
An’am, ayat ke-160 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya
: “Barangsiapa membuat satu kebaikan maka baginya disediakan pahala 10 kali
lipat, tetapi kalau seseorang membuat satu kejahatan maka dosanya hanya satu
saja, sama banyak dengan perbuatannya. Tuhan tidak akan menganiaya ummat”. (Al
An’am : 160).
Tuhan
yang Maha Pemurah itu menyediakan pahala 10 kali lipat untuk satu amal
kebaikan, dan untuk amal jahat hanya di sediakan satu hukuman. Hal ini berlaku
untuk seluruh amal yang baik, bukan untuk membaca Qur’an saja.
Kedua
:
Tersebut
dalam Hadits Tirmidzi juga :
Artinya
: “Dari Abu Hurairah, beliau berkata : Bersabda Rasulullah SAW. : Barangsiapa
membaca
sampai
kepada ayat
dan
ayat kursi pada waktu Subuh ia akan di pelihara Tuhan sampai sore, dan kalau di
baca petang hari ia akan di pelihara Tuhan sampai subuh”. (H.R. Tirmidzi –
Sahih Tirmidzi Juz XI halaman 10 dan 11)
Terang
membaca Surat “Hamim Almu’mina” bukan saja ada pahalanya, tetapi juga ada
fadlilahnya, yaitu di pelihara Tuhan sehari-harinya.
Sebagai
di maklumi oleh sekalian orang mukmin, bahwa Surat “Hamim Almu’mina” di mulai
dengan perkataan
Menurut
pendapat banyak sahabat Nabi, bahwa kata “Hamim” dan lain-lain serupa yang
terletak di permulaan 29 surat adalah ayat-ayat yang di rahasiakan artinya oleh
Tuhan, sehingga tidak di ketahui oleh manusia.
Tetapi
kalau di baca walaupun tidak tahu artinya, berfaedah dan dapat pahala juga,
sebagai yang di terangkan dalam Hadits Abu Hurairah ini.
Ketiga
:
Artinya
: “Dari Siti ‘Aisyah, beliau berkata : Bersabda Rasulullah SAW. : Orang yang
mahir membaca Qur’an akan di tempatkan di akhirat bersama-sama dengan
malaikat-malaikat, dan orang yang sulit baginya membaca dan tersendat-sendat,
maka orang akan dapat dua pahala”. (Hadits Muslim – Sahih Muslim Juz I halaman
319)
Hadits
ini di rawikan juga oleh Imam Tirmudzi pada Juz XI di halaman 29 dalam kitab
Sahihnya.
Dalam
mensyarah hadits ini, Imam Ibnul ‘Arabi al Maliki mengatakan, bahwa yang di
maksud dengan ‘mahir’ ialah orang yang alim, yang tahu arti dan maksud ayat
Qur’an. Kalau mereka membaca akan di beri pahala dan kedudukan sama dengan
malaikat, tetapi orang yang ‘sulit’ baginya membaca Qur’an, karena belum tahu
cara membacanya dan artinya, maka ia di beri juga 2 pahala.
Keempat
:
Imam
Zarkasyi, pengarang kitab “Al Burhan fi Ulumil Qur’an” mengatakan secara qiyas
atau secara perbandingan begini :
Artinya
: “Dan juga sebagaimana kita boleh beribadat kepada Tuhan dengan ‘perbuatan’
yang kita tidak tahu artinya, maka kenapa tidak boleh beribadah dengan
‘perkataan’ yang kita tidak tahu artinya? Satu kali kita tahu arti kata yang di
sebut, dan di kali lain kita tahu artinya: dan sengaja di sini adalah
semata-mata memperlihatkan pengikutan kepada Tuhan. (Al Burhan Juz I halaman
173).
Maksud
Imam Zarkasyi dengan perkataannya ini ialah, bahwa kita boleh beribadat kepada
Tuhan dengan ‘bacaan’ yang kita tidak tahu artinya, sebagaimana kita boleh
beribadat dengan ‘perbuatan’ yang kita tidak tahu arti dan maksudnya.
Umpamanya
ruku’ dalam sembahyang apa artinya, sujud apa artinya, thawaf keliling Ka’bah
apa artinya, sa’i antara Safa dan Marwa apa artinya, wukuf di ‘Arafah apa
artinya?
Semuanya
kita tidak tahu artinya yang sebenarnya, tetapi karena kita di perintah oleh
Tuhan mengerjakan begitu, ya kita kerjakan, habis perkara.
Kesimpulan
:
Dari
dalil-dalil yang tersebut dapat di ambil kesimpulan :
1. Membaca Al Qur’an itu berpahala besar, walaupun kita tidak
mengetahui artinya. Membaca Al Qur’an dengan mengetahui artinya lebih besar
pahalanya.
2. Di dalam Al Qur’an ada ayat-ayat yang kita tidak mengetahui sama
sekali apa arti dan maksudnya, tetapi kalau di baca kita mendapat pahala juga.
Sumber :
Kumpulan Soal Jawab Keagamaan – K.H.
Siradjuddin ‘Abbas (halaman 23-27).
No comments:
Post a comment