![]() |
Hanya Ilustrasi |
Beberapa waktu lalu saya membuat tulisan mengenai pengalaman mengendarai mobil Nissan Livina dan Daihatsu Ayla, kali ini saya akan mencoba membuat tulisan mengenai pengalaman mengendarai mobil Suzuki APV. Saya sempat memiliki mobil ini selama kurang lebih 30 bulan (hehehe.... hitungan bayaran kreditnya). Kebetulan yang saya miliki adalah Suzuki APV tipe L buatan 2005. Jadi saya membelinya dalam keadaan bekas. Sewaktu saya beli, KM di odometer sudah menunjukkan 200.000 lebih. Jika mobil ini di gunakan untuk keliling dunia, sudah keliling 4 kali.
![]() |
Sewaktu Thermostat Rusak |
Pertama kali saya mengendarai mobil ini, rasanya senang
sekali. Maklum, mobil pertama saya. Beli sendiri pula. Hahaha.... Kebetulan saya
belinya di Jakarta, karena harganya lebih murah di banding di tempat saya
sekarang. Ketika saya bawa dari Jakarta ke Tegal, kebetulan kena macet di
daerah Indramayu hingga Cirebon. Rasanya kaki kiri saya mau lepas, karena
koplingnya sangat keras. Saya kurang tau apakah APV yang lain seperti itu atau
tidak, saya lupa. Sebelumnya saya pernah mengendarai APV dari Lampung hingga
Jogja (untuk ambil ijasah), tapi saya rasa waktu itu, kaki saya nyaman-nyaman
saja. Mungkin karena sewaktu itu tidak macet.
Setelah selesai urusan di Tegal, saya kembali ke Lampung
lagi. Rasanya baru nyaman. Banyak sekali barang-barang yang kami bawa. Bahkan,
beras pun kami bawa sebagai oleh-oleh. Di jalan tol, saya mencoba mencapai
kecepatan optimum yang bisa di capai oleh mobil APV ini. Angka 140 kpj saya
rasa sudah menjadi angka optimum di mana batas aman mobil ini berlaku. Setir depan
rasanya sangat ringan, sehingga saya khawatir jika tersenggol sedikit saya,
langsung terbalik mobil ini. Sebenarnya untuk kestabilannya, saya kira APV ini
lah yang paling bagus. Dengan posisi mesin tepat di bawah jok depan, maka titik
berat mobil tepat di tengah.
Ketika di jalanan ramai, sebenarnya APV ini sangat bagus. Tarikannya
luar biasa enteng, tenaganya besar. Maklum, 1500 cc dengan penggerak roda
belakang. Jika di bandingkan dengan Avanza Xenia atau Livina, saya kira APV
lebih baik. Tergantung kepada drivernya saja. Unuk di jalan bergelombang
seperti di tol Palimanan Kanci, APV ini juga cukup stabil. Goncangan terasa,
tetapi tidak sekasar Avanza Xenia. Apalagi jika bagasi belakang di isi dengan
barang yang agak berat. Biasanya saya membawa 2 galon berisi air untuk memberikan
efek berat di bagian belakang.
Lain kali saya sambung ya para pembaca, masih banyak cerita
tentang Suzuki APV ini.
No comments:
Post a comment