Pengalaman Mengendarai Mobil Nissan Livina
Hari Minggu yang lalu pergi melayat ke rumah teman saya di
Bandar Jaya. Karena mobil saya sudah di
lipat (di jual, hehe), maka saya mencari mobil tumpangan. Awalnya saya mau
menyewa mobil saja, namun karena hari sudah siang, sangat sulit mencari orang
yang menyewakan mobil.
Setelah sekian lama mencari teman menuju ke Bandar Jaya,
akhirnya saya menemukan orang yang akan pergi melayat juga. Kebetulan dia
adalah wanita, sehingga saya lah yang menyetir mobil tersebut. Mobil tersebut
adalah Nissan Livina buatan tahun 2012 bulan Maret.
Dalam perjalanannya, kami total ber-8 termasuk saya. Berangkat
dari site pukul 14.30. Pada awal perjalanan, saya masih takjub dengan
kenyamanan mobil ini. Empuk sekali per-nya, terutama per belakang. Bila di
bandingkan dengan Toyota Avansa, Suzuki APV, maka Nissan Livina lah yang juara
keempukan per-nya.
Ketika sudah masuk ke jalan hitam (jalan aspal), mulailah
saya coba tes mesinnya. Dengan muatan penumpang 8 orang, saya coba geber
kecepatan hingga mencapai 100 kpj, masih anteng. Hanya saja, untuk di belokkan,
setirnya terasa agak berat. Mungkin karena mobil penggerak roda depan, sehingga
tumpuan pada roda depan yang mengakibatkan roda depan menjadi berat (pengalaman
dengan mobil Daihatsu Ayla). Nyaman sekali rasanya. Saya naikkan lagi menjadi
110 kpj. Di sini mulai agak ada limbung. Sedikit saja saya geser setir, mobil
seperti akan terbalik. Wah, saya pikir, bahaya juga kalau ngebut seperti ini. Akhirnya
saya kurangi kecepatan, sehingga bertahan di 100 kpj saja.
Masuk ke wilayah GMP, kembali ke jalan tanah yang kurang
rata, namun masih lebih baik jika di bandingkan dengan dou kembar Avanza Xenia
dan Suzuki APV. Memang saya akui, bantingannya sangat empuk. Tetapi akibatnya,
jika kecepatan tinggi dan jalan menikung, rasanya mobil akan terbalik.
Ketika masuk ke wilayah Bandar Jaya, dan masuk ke daerah Adi
Jaya dan Sumpang Agung, jalan aspal, namun rusak, banyak lubang. Untuk pertama
kalinya saya meyetir mobil sampai bodi belakang kena tanah. Daaag.... Wah,
keras juga suaranya. Memang, jarak terendah mobil dengan tanah sangat dekat,
apalagi di isi dengan 8 orang dewasa, makin pendek saja mobilnya. Akhirnya,
kembali saya berjalan sangat pelan di daerah tersebut, untuk menghindari
terbenturnya bodi mobil dengan tanah atau aspal.
Ketika perjalanan pulang, saya masih melewati jalan yang
sama. Tetapi hari sudah petang. AC pada Nissan livina ini sangat bagus dan
dingin, bagi sopir. Ada pilihan udara untuk kaki sopir. Saya pernah lihat pada
mobil Suzuki APV tipe II saja. Untuk Avanza Xenia sepertinya belum ada. Saya tanya
penumpang paling belakang, apakah di jok terakhir dingin, mereka jawab tidak.
Mungkin setelannya saja yang kurang pas.
Untuk jangkauan spion, cukup lebar, jika di bandingkan
dengan Dou Avanza Xenia. Tapi jika di bandingkan dengan Suzuki APV, tentunya
menang telak Suzuki APV.
Pada perjalanan pulang, kami mengisi minyak di SPBU
terdekat. Niat hati ingin isi full tank, tapi apa daya, hanya muat premium
sebanyak 7 liter lebih sedikit. Padahal jarak yang sudah di tempuh lebih dari
95 km. Jika di konversi, maka di dapatkan hitungan 13.57 km per 1 liter. Konsumsi
BBM yang hebat untuk ukuran mobil 1500 cc dengan muatan penuh 8 orang dewasa.
Ketika saya menghidupkan lampu utama, kejadian unik terjadi.
Arah lampu dekat menjadi tak terarah. Lampu tersebut lebih terlihat menjadi
lampu jauh. Dan lampu jauhnya, malah menyorot ke atas tanpa tujuan. Saya kira
penyebabnya adalah karena beban belakang terlalu berat, sehingga bodi bagian
depat seperti terangkat. Lucu juga si, belum pernah saya mengendarai mobil
seperti ini.
Kembali saya coba geber kecepatan mobil ini. Saya akui,
tarikan mesinnya memang sangat enak. Untuh gigi 4 saja, sudah cukup
kemana-mana, jika hanya membawa keluarga kecil. Tapi ya, RPM menjadi tinggi. Saya
coba di jalan tersebut, tembus 130 kpj, dan saya tidak berani lagi lebih
tinggi. Karena ya itu tadi, setir di goyang sedikit, serasa akan terbalik.
Dari itu, saya kira mobil Nissan Livina ini sebaiknya di isi
dengan 5 orang dewasa saja, dan cukup 2 baris penumpang saja. Baris ke tiga
sebaiknya di isi barang, sehingga kendaraan menjadi seimbang. Cocok untuk
keluarga baru yang jumlah anggota keluarga sedikit. Kemudian, jarak terendah
bodi dengan tanah atau aspal yang pendek, sebaiknya mobil ini di gunakan khusus
di kota saja. Jangan coba-coba untuk di kendarai di jalan yang penuh lubang.
Untuk tarikan mesin, sistem peredam kejut dan peredam suara
kabin, jangan di ragukan lagi. Saya sangat puas dengan tiga hal tersebut.
Oiya, jok pengemudi juga terasa nyaman dan empuk, jika di
bandingkan dengan Kembar Avanza Xenia dan APV.
Bagaimanapun, ini termasuk mobil bagus yang cocok di gunakan
di kota dengan muatan keluarga kecil.
Sekian pengalaman saya tentang mengendarai mobil Nissan
Livina.
Comments