____________________________________________________________
Diterjemahkan dari
Previous Preterm and Small-for-Gestational-Age Births and the Subsequent Risk of Stillbirth
ABSTRAK
Latar belakang, beberapa kasus penyebab kelahiran mati dapat juga mengarah kepada
janin yang kecil menurut masa kehamilan (memiliki berat badan lahir rendah dibandingkan
dengan umur kehamilan) atau kelahiran preterm (sebelum 37 minggu kehamilan).
Belum diketahui apakah kelahiran bayi kecil menurut masa kehamilan atau bayi
preterm meningkatkan resiko kelahiran mati untuk kehamilan berikutnya.
Metode, kami menaksir gabungan antara hasil kehamilan yang merugikan
sebelumnya dan resiko kelahiran mati pada penelitian secara nasional terhadap
penduduk Swedia yang terdiri dari 410, 021 wanita yang melahirkan anak pertama
dan kedua tunggal secara berurutan antara tahun 1983 sampai 1997. Didapatkan 1842 dan 1062 kelahiran mati
pada kehamilan pertama dan kedua, secara berurutan.
Hasil, setelah
dibandingkan dengan wanita yang bayi pertama lahir aterm (37 minggu kehamilan
atau lebih) dan tidak kecil menurut masa kehamilan, wanita yang bayi pertama
lahir aterm atau preterm dan kecil menurut masa kehamilan memiliki peningkatan
resiko terhadap kelahiran mati pada kehamilan kedua mereka. Rasio kemungkinan
untuk kelahiran mati pada kehamilan berikutnya, setelah penyesuaian kepada
variasi yang diperkirakan berhubungan dengan resiko meningkatnya kelahiran mati
pada kehamilan berikutnya, adalah 2.1 (95 persen interval pasti, 1.6 hingga 2.8)
diantara wanita dengan bayi pertama yang lahir aterm dan kecil menurut masa
kehamilan, 3.4 (95 persen interval pasti, 2.1 hingga 5.6) antara wanita dengan
bayi pertama sedang (32 hingga 36 minggu kehamilan) preterm atau kecil menurut masa
kehamilan, dan 5.0 (95 persen interval pasti, 2.5 hingga 9.8) antara wanita
yang bayi pertama sangat (sebelum 32 minggu kehamilan) preterm dan kecil menurut
masa kehamilan. Kemungkinan rasio untuk kelahiran mati berikutnya antara wanita
dengan bayi pertama lahir mati adalah 2.5 (95 persen interval pasti, 1.4 hingga
4.7) , setelah dibandingkan dengan wanita yang bayi pertamanya tidak lahir
mati. Angka kelahiran mati pada kehamilan kedua berjarak dari 2.4 per 1000
kelahiran antara wanita yang bayi pertama lahir aterm dan tidak kecil menurut
usia kehamilan hingga 19.0 per 1000 kelahiran antara wanita yang anak pertama
sangat preterm dan kecil menurut masa kehamilan.
Kesimpulan,
persalinan bayi kecil menurut masa kehamilan sebelumnya merupakan tanda yang
penting akan resiko kelahiran mati untuk kehamilan berikutnya, terutama sekali
jika bayi yang lahir tersebut preterm.
Kelahiran mati terhitung lebih dari sebagian dalam
total kematian bayi pada negara-negara berkembang, dan angka kelahiran mati
berkisar dari 3 hingga 4 per 1000 kelahiran di Swedia dan Amerika serikat.
Meskipun penyebab kelahiran mati masih sangat kurang dimengerti, terbatasnya
pertumbuhan janin mungkin salah satu hal yang sangat menentukan. Janin yang
kecil menurut masa kehamilan, biasanya dikatakan sebagai berat lahir dibawah 10
persen atau lebih dari 2 SD di bawah rata-rata, memiliki penigkatan resiko
terhadap kelahiran mati, khususnya kelahiran mati preterm. Cacat bawaan,
abrupsi placenta, dan infeksi intrautein juga berhubungan dengan penigkatan
resiko kelahiran mati, dan mereka juga dapat meningkatkan hasil yang merugikan
lainnya, termasuk kelahiran preterm dan persalinan bayi yang kecil menurut masa
kehamilan.
Kecendrungan untuk hasil kehamilan yang merugikan
untuk berulang berturut-turut pada kelahiran berikutnya dapat dimengerti, dan
resiko kelahiran mati diperkirakan meningkat dengan faktor dari 2 hingga 10
antara wanita dengan kelahiran mati sebelumnya. Riwayat kelahiran mati juga
meningkatkan kemungkinan untuk memiliki bayi berikutnya yang kecil menurut masa
kehamilan atau memiliki berat badan yang kurang. Lebih-lebih lagi, diantara
wanita yang kehamilan pertama berakhir dengan kelahiran mati, resiko untuk
memiliki bayi kecil menurut masa kehamilan pada kehamilan berikutnya jadi lebih
tinggi dari mereka yang kelahiran matinya diperkirakan secara klinik berhubungan
dengan tebatasnya pertumbuhan daripada antara mereka yang sebelumnya kelahiran
matinya tidak berhubungan dengan terbatasnya pertumbuhan. Wanita yang kehamilan
pertamanya terkomplikasi dengan kelahiran mati dengan penyebab yang tidak diketahui memiliki peningkatan resiko
akan persalinan preterm pada kehamilan keduanya.
Bagaimanapun juga, kecil diketahui tentang
pengaruh persalinan sebelumnya yang berupa bayi kecil menurut masa kehamilan
atau kelahiran preterm pada resiko kelahiran mati untuk kehamilan berikutnya.
Dengan menggunakan catatan kelahiran medis seluruh Swedia, kami meneliti lebih
dari 400,000 wanita memiliki kelahiran tunggal berurutan antara tahun 1983
hingga 1997 untuk menentukan kehamilan dengan hasil akhir yang merugikan,
termasuk kelahiran mati dan persalinan bayi kecil menurut masa kehamilan atau
atau bayi preterm, dan hubungan mereka dengan resiko kelahiran mati pada
kehamilan berikutnya. Karena kemungkinan dari terbatasnya pertumbuhan janin
dapat lebih tinggi pada bayi prematur yang kecil menurut masa kehamilan, kami
juga mempelajari efek gabungan dari masa kehamilan dan berat lahir untuk usia
kehamilan pada kehamilan pertama atas resiko kelahiran mati pada kehamilan
berikutnya.
Metode
Bentuk Penelitian
Catatan kelahiran, yang mana termasuk informasi
dari 99 % kelahiran di Swedia, tercatat lebih dari 1,5 juta kelahiran bayi
tunggal antara 1 Januari, 1983, dan 31 Desember, 1997. Populasi penelitian kami
terbatas pada 410,021 wanita yang melahirkan bayi tunggal pertama dan kedua
secara berurutan. Catatan kelahiran termasuk data demografi dan informasi yang
dikumpulkan dari riwayat persalinan, dan komplikasi yang muncul saat kehamilan,
persalinan, dan periode neonatus. Dengan rata-rata dari setiap nomor
pendaftaran nasional individual yang unik, catatan kelahiran dapat dihubungkan
dengan sumber data Swedia yang lainnya.
Di Swedia, karakteristik ibu dicatat dengan cara
yang distandarisasi mulai selama kunjungan pertama seorang ibu untuk melakukan
Antenatal Care, dimana terjadi sebelum minggu ke 15 kehamilan dalam lebih dari
95 % selama kehamilan. Kami
menggunakan informasi dari karakteristik ibu dari setiap kehamilan kedua ibu. Wanita
dikategorikan sebagai bukan perokok, perokok sedang (1 hingga 9 batang rokok
per hari), atau perokok berat (paling tidak 10 rokok per hari). Hubungan
keluarga diuraikan menurut apakah wanita itu tinggal bersama ayah sang bayi.
Usia ibu dikategorikan sebagai kurang dari 25 tahun, 25 sampai 29 tahun, 30
sampai 34 tahun, atau 35 tahun atau lebih. Ukuran tinggi selama kehamilan kedua
dikategorikan sebagi 159 cm atau kurang, 160 sampai 164 cm, 165 sampai 169 cm,
atau 170 cm atau lebih. Dari tinggi dan berat badan kami menghitung indeks
massa-tubuh (berat dalam kilogram di bagi oleh tinggi dalam meter kwadrat).
Wanita dikategorikan berdasarkan indeks massa-tubuh sebagai kurus (indeks
masa-tubuh yang kurang dari 20.0), normal (indeks masa-tubuh 20.0 hingga 24.9),
kelebihan berat badan ( indeks masa-tubuh 25.0 hingga 29.9), atau gemuk (indeks
masa-tubuh 30.0 atau lebih). Ukuran tinggi dan berat badan hanya tersedia dari
tahun 1992 kedepan. Tahun dari kelahiran
kedua dibagi dalam 3 kelompok: 1983 sampai 1989, 1990 1993, dan 1994 sampai
1997. Interval antar kehamilan dihitung berdasarkan banyaknya bulan antara
kelahiran dari bayi pertama dan tanggal perkiraan konsepsi bayi kedua dan di
kategorikan dalam 0 sampai 3 bulan, 4 sampai 7 bulan, 8 sampai 11 bulan, 12
sampai 35 bulan, 36 sampai 71 bulan, atau 72 bulan atau lebih. Melalui hubungan
dengan catatan pendidikan, informasi pada banyaknya tahun dari pendidikan
formal yang selesai dari 31 Desember, 1998, telah menghasilkan dan
dikategorikan dalam 11 atau lebih sedikit tahun atau 12 tahun atau lebih.
Informasi pada negara kelahiran ibu didapatkan melalui hubungan dengan catatan
imigrasi dan diklasifikasikan sebagai Nordic (Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia,
dan Iceland) atau Non-Nordic. Kelainan pada ibu diklasifikasikan berdasarkan revisi
ke 8, 9, dan ke sepuluh dari International
Classification of Diseases (ICD-8, ICD-9, ICD-10, secara berurutan), dan
dicatat pada saat wanita tersebut keluar dari rumah sakit. Penyakit hipertnsi
didefinisikan sebagai hipertensi kronik, hipertensi selama kehamilan, pre-eklampsia
dan eklampsia (ICD-8 kode 637.0, 637.1, dan 637.9; ICD-9 kode 642; dan ICD-10
kode O10, O11, O13, O14, O15, dan O 16). Perdarahan antepartum disebabkan oleh
abrupsi plasenta, plasenta previa, dan penyebab lain dari perdarahan antepartum
( ICD-8 kode 632 dan 651, ICD-9 kode 641, dan ICD-10 kode O44, O45, dan O46 ).
Persalinan pertama seorang ibu dikategorikan
sebagai lahir hidup atau kelahiran mati. Terdapat 1842 kelahiran bayi mati
selama kehamilan pertama, kami menetapkan kelahiran sangat preterm jika lahir
hidup sebelum lengkap 32 minggu masa kehamilan, preterm sedang jika lahir hidup
pada minggu ke 32 hingga 36 usia kehamilan lengkap (dari 32 minggu 0 hari
sampai 36 minggu 6 hari ), dan lahir aterm jika hidup pada minggu ke 37 atau
lebih dari usia kehamilan lengkap. Kecil menurut usia kehamilan ditetapkan
dengan berat badan lebih dari 2 SD dibawah rata-rata umur kehamilan pada referensi
curva perkiraan pertumbuhan bayi Swedia. Kelahiran hidup di subklasifikasi
menjadi 6 kategori: tidak kecil menurut usia kehamilan, preterm sedang, dan
sangat preterm dan kecil untuk usia kehamilan, preterm sedang, dan kelahiran
sangat preterm. Dalam catatan kelahiran Swedia, kelahiran mati ditetapkan
sebagai janin mati pada usia 28 minggu kehamilan atau lebih, tidak ada disebutkan
informasi tentang penyebab dari kematian. Untuk menetukan usia kehamilan, kami
menggunakan hasil dari Ultrasonography
yang dilakukan pada awal trimester ke II. Prosedur yang telah ditawarkan kepada
semua wanita hamil di Swedia, sejak 1990 95% menerimanya. Jika informasi ini tidak tersedia usia kehamilan
diperkirakan dari hari perkiraan haid terakhir.
Penelitian ini telah diakui oleh komite etika
penelitian di Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia. Komite etika penelitian tidak membutuhkan wanita pada penelitian ini
untuk menyediakan informed consent.
Analisis Statistik
Kami menggunakan analisa regresi logistik tak bersyarat untuk membentuk
resiko pada perkiraan kelahiran kedua akan menjadi kelahiran mati sebagai
fungsi dari hasil reproduktif dari kelahiran pertama dan karakteristik ibu.
Bayi lahir hidup aterm yang tidak kecil menurut masa kehamilan digunakan
sebagai kategori referensi. Rasio kemungkinan telah dihitung sebelumnya dan
setelah penyesuaian dengan karakteristik ibu dan komplikasi kehamilan. Pada
analisis yang lebih lanjut kami menyelidiki resiko dari kelahiran mati preterm
dan aterm selama kehamilan kedua dan dengan kelahiran mati kecil menurut usia
kehamilan atau bayi lahir mati yang tidak kecil menurut masa kehamilan selama
kehamilan kedua. Penyesuaian rasio kemungkinan telah diperkirakan pada contoh
resiko subtipe khusus dari kelahiran mati pada kelahiran kedua sebagai fungsi
dari hasil reproduksi pada kelahiran pertama.
Hasil
Rata-rata keseluruhan dari kelahiran mati selama kehamilan kedua
adalah 2.6 per 1000 kelahiran ( total, 1062 ), dan nilai dari kelahiran mati
berkisar 2.4 per 1000 antara wanita yang anak pertama lahir aterm dan tidak
kecil untuk masa kehamilan hingga 19.0 per 1000 antara wanita yang anak pertama
sangat preterm dan kecil menurut usia kehamilan pada saat lahir (tabel 1).
Setelah dibandingkan dengan wanita yang anak pertama lahir aterm dan tidak kecil
menurut masa kehamilan, wanita yang anak pertama sangat preterm dan tidak kecil
menurut masa kehamilan memiliki peningkatan yang berarti untuk kelahiran mati
selama kehamilan kedua mereka. Kelahiran bayi pertama yang kecil menurut masa
kehamian juga berhubungan dengan peningkatan resiko dari kelahiran mati selama
kehamilan kedua, dan resiko meningkat sebanding dengan menurunnya usia
kehamilan. Telah diduga sebelumnya juga didapatkan adanya kecendrungan untuk
berulangnya kelahiran mati untuk kelahiran berikutnya (table 1).
Tabel 1
Nilai dari perdarahan antepartum dan hipertensi selama kehamilan ke
dua adalah 1.5 persen dan 2.3 persen, secara berurutan. Setelah dibandingkan
dengan wanita tanpa perdarahan antepartum selama kehamilan ke dua, wanita
dengan perdarahan antepartum memiliki rasio kemungkinan kasar untuk kelahiran
mati sebesar 9.0 ( 95 persen interval pasti, 7.4 hingga 10.8). Setelah
dibandingkan pada wanita yang tanpa hipertensi selama kehamilan kedua, wanita
dengan hipertensi memiliki rasio kemungkinan kasar untuk kelahiran mati sebesar
1.5 (95 persen interval pasti, 1.1 hingga 2.1). Setelah dibandingkan dengan
wanita kurus (indeks masa-tubuh kurang dari 20.0), wanita dengan indeks
masa-tubuh yang lebih tinggi memiliki penigkatan rasio kemungkinan kasar untuk
kelahiran mati pada kehamilan kedua dengan penilaian sebagai berikut; 1.4 (95
persen interval pasti, 1.0 hingga 1.9) diantara mereka yang memiliki indeks
masa-tubuh yang normal (20.0 hingga 24.9), 1.9 (95 persen interval pasti, 1.3
hingga 2.7) diantara mereka yang kelebihan berat badan (indeks masa-tubuh, 25.0
hingga 29.9), and 2.3 (95 persen interval pasti, 1.5 hinggga 3.6) diantara
mereka yang gemuk (indeks masa-tubuh, 30.0 atau lebih). Seperti yang dilaporkan
sebelumnya, usia ibu yang paling tinggi (35 tahun atau lebih), Negara kelahiran
non-Nordic, ibu perokok, dan interval antar kehamilan yang pendek (0 sampai 3
bulan) atau panjang (72 bulan atau lebih) juga dapat meningkatkan resiko
kelahiran mati.
Selama riwayat reproduksi demikian juga faktor ibu dan komplikasi
kehamilan mempengaruhi resiko kelahiran mati, kami menguji hubungan antara faktor
resiko ibu dalam kehamilan kedua dan hasil dari kelahiran pertama. Setelah
dibandingkan dengan wanita yang anak pertama lahir aterm dan tidak kecil menurut
masa kehamilan, wanita yang memiliki anak yang lahir preterm, kecil menurut masa
kehamilan, atau kelahiran mati umumnya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk
faktor resiko ibu dan komplikasi selama kehamilan kedua (Tabel 2).
Tabel 2
Setelah dibandingkan dengan wanita yang bayi pertama tidak kecil
menurut masa kehamilan dan lahir aterm, wanita yang bayi pertamanya tidak kecil
menurut masa kehamilan tapi sangat preterm (sebelum 32 minggu kehamilan) memiliki
peningkatan resiko kelahiran mati pada pada kelahiran berikutnya sebesar 2.2
(model 1 dalam table 3). Persalinan bayi pertama aterm yang kecil menurut masa
kehamilan juga berhubungan dengan peningkatan resiko kelahiran mati (rasio
kemungkinan, 2.1), sedangkan persalinan bayi pertama yang kecil menurut masa
kehamilan dan sedang atau sangat preterm meningkatkan resiko kelahiran mati
pada faktor 3.8 dan 6.3, secara berurutan. Ketika kami juga mencocokan analisa
pada indeks masa-tubuh ibu dan tinggi badan selama kehamilan kedua (informasi
hanya terdapat dari tahun 1992 kedepan), persalinan pada bayi pertama yang
sangat pretem yang tidak kecil menurut masa kehamilan tidak lagi memiliki
hubungan yang berarti dengan peningkatan resiko kelahiran mati, sedangkan hasil
yang lain pada dasarnya tetap tidak bisa diubah (data tidak ditampilkan).
Tabel 3
Karena komplikasi kehamilan dapat mengarah kepada keterbatasan
pertumbuhan janin dan juga kelahiran mati, kami juga memasukkan penyakit
hipertensi dan perdarahan antepartum selama kehamilan kedua. Pada bentuk ini,
resiko dari kelahiran mati berhubungan dengan kelahiran preterm yang kecil
menurut masa kehamilan sebelumnya semakin kecil tetapi tetap meningkat dengan
berarti (table 3). Terakhir, ketika kami juga memasukan informasi tentang
penyakit hipertensi dan perdarahan antepartum selama kehamilan pertama,
kemungkinan kelahiran mati antara wanita yang anak pertama sangat preterm dan
kecil menurut masa kehamilan semakin kecil namun masih meningkat dengan berarti
(rasio kemungkinan yang disesuaikan, 4.1; 95 persen interval pasti, 2.0 hingga
8.2); resiko lain diperkirakan secara materiil tidak dapat diubah dan tetap
berarti (data tidak di tampilkan).
Ketika analisa dibagi atas tingkatan-tingkatan berdasarkan kepada
kelahiran mati preterm dan aterm, kami menemukan bahwa hasil kehamilan yang
merugikan sebelumnya terutama berhubungan dengan meningkatnya resiko dari
kelahiran mati preterm (table 4). Setelah dibandingkan dengan wanita yang bayi
pertama lahir aterm dan tidak kecil menurut masa kehamilan, wanita yang anak
pertama sangat preterm dan kecil menurut masa kehamilan memiliki resiko akan
kelahiran mari preterm pada kehamilan berikutnya sebesar 5.9. Riwayat dari
kelahiran mati sebelumnya meningkatkan hampir empat kali lipat resiko kelahiran
mati preterm pada persalinan berikutnya, tetapi tidak berhubungan dengan peningkatan
resiko kelahiran mati aterm. Hanya usia yang sangat preterm dan kecil menurut
masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran mati aterm pada kehamilan
berikutnya.
Tabel 4
Hasil kehamilan yang merugikan sebelumnya berhubungan dengan meningkatnya
resiko persalinan bayi lahir mati yang kecil menurut masa kehamilan (contoh,
janin lahir mati diklasifikasikan sebagai kecil menurut masa kehamilan pada
saat persalinan), dan resiko tersebut terutama sekali meningkat diantara wanita
yang bayi pertamanya ternyata preterm dan kecil menurut masa kehamilan (tabel
5). Setelah dibandingkan dengan wanita yang anak pertama lahir aterm dan tidak
kecil menurut masa kehamilan, wanita yang anak pertama kecil menurut masa
kehamilan dan sedang atau sangat preterm memiliki resiko melahirkan anak kecil
menurut masa kehamilan lahir mati sebesar 8.0 dan 15.2, secara berurutan.
Tabel 5
Diskusi
Kami menemukan bahwa persalinan bayi pertama yang kecil menurut masa
kehamilan meningkatkan resiko kelahiran mati berikutnya. Ketika bayi pertama
kecil menurut masa kehamilan dan juga preterm, hubungannya dengan kematian
lahir berikutnya dipertegas, dan resikonya meningkat dengan menurunnya umur
kehamilan saat persalinan.
Hubungan yang kuat antara bayi pertama lahir kecil menurut masa
kehamilan dan resiko kelahiran mati berikutnya dapat diperjelas dengan fakta
bahwa faktor yang sama dapat mendasari dua kondisi tesebut. Pemberian makanan
intrauterin yang salah dapat menyebabkan bayi lahir hidup kecil untuk masa
kehamilan atau kelahiran mati, dan banyak bayi lahir mati yang diklasifikasikan
sebagai kecil menurut masa kehamilan
saat lahir. Selama wanita yang melahirkan bayi kecil menurut masa kehamilan
pertama kali lebih condong untuk memiliki bayi berikutnya yang juga kecil untuk
masa kehamilan. Tidaklah mengejutkan bahwa riwayat melahirkan bayi kecil
menurut masa kehamilan meningkatkan resiko dari kelahiran mati bayi kecil
menurut masa kehamilan.
Kami menemukan bahwa kekuatan hubungan antara lahir hidup dari bayi
kecil untuk masa kehamilan pertama kali dan resiko berikutnya dari meningkatnya
kelahiran mati jika bayi pertama preterm (lahir sebelum 37 minggu kehamilan),
khususnya jika bayi pertama dilahirkan sangat preterm (lahir sebelum 32 minggu
kehamilan). Definisi kami dari ukuran kecil untuk masa kehamilan berdasarkan kurva pertumbuhan janin bangsa
Swedia, yang telah dikembangkan untuk menentukan norma pada berat intrauterin
pada umur kehamilan yang berbeda. Telah dibandingkan dengan kurva berat lahir
tradisional, kurva pertumbuhan janin menunjukkan bahwa bayi preterm lebih
mungkin dibanding bayi aterm untuk menjadi kecil menurut masa kehamilan dan
memiliki pertumbuhan janin yang sangat terbatas. Sebagian besar dari bayi
preterm yang kecil menurut masa kehamilan dilahirkan secara elektif, terutama
disebabkan tanda pertumbuhan yang terbatas atau asfiksia. Karena pertumbuhan
bayi yang sangat terbatas begitu dekat hubungannya dengan persalinan preterm
pada baik bayi lahir hidup maupun lahir mati yang kecil menurut masa kehamilan,
kami memperhitungkan bahwa beberapa bayi preterm yang kecil menurut masa
kehamilan dapat menjadi lahir mati jika mereka dilahirkan aterm.
Mekanisme catatan untuk hubungan antara bayi lahir kecil menurut
masa kehamilan, lahir preterm, dan resiko kelahiran mati berikutnya masih belum
jelas. Kami mengawasi status wanita yang merokok, salah satu faktor resiko
terbesar untuk terbatasnya pertumbuhan janin, begitu juga karakter ibu lainnya,
seperti indeks masa-tubuh dan tingkat pendidikan. Ketika kami juga memasukkan
informasi tentang penyakit hipertensi ibu dan perdarahan antepartum sebagai
variasi, resiko menjadi lebih kecil tetapi tetap meningkat dengan berarti.
Penelitian antar generasi memberi kesan bahwa mungkin ada determinan genetik
dari hasil reproduksi. Faktor genetik atau faktor lingkungan yang memberikan
sumbangan terhadap perkembangan dari retardasi pertumbuhan janin dan
intrauterin asfiksi tidak hanya mengarah pada meningkatnya resiko memiliki bayi
berikutnya yang kecil untuk masa kehamilan atau lahir mati, tapi juga dapat
mejelaskan hubungan antara persalinan bayi sebelumnya yang kecil menurut masa
kehamilan dan resiko kelahiran mati pada kehamilan berikutnya.
Nilai dari kelahiran mati selama kehamilan kedua lebih rendah
diantara wanita yang bayi pertamanya lahir mati (7.6 per 1000 kelahiran)
dibandingkan antara wanita yang bayi pertamanya sedang atau sangat preterm dan
kecil menurut masa kehamilan (19.0 per 1000 dan 9.5 per 1000, secara
berurutan). Kelahiran mati memiliki penyebab yang heterogen, dan sebagian kecil
kelahiran mati berulang membuat kita tidak dapat mensubklasifikasikannya.
Karena resiko kelahiran mati yang berulang sudah dikenal, ada kemungkinan
peningkatan pengawasan terhadap wanita dengan riwayat kelahiran mati.
Bagaimanapun juga, meskipun penurunan angka kelahiran mati selama tiga dekade
ini bertepatan dengan perkenalan terhadap peralatan diagnosis yang dimaksud
untuk meningkatkan pengawasan terhadap bayi, masih belum jelas apakah
pengawasan yang ditingkatkan terhadap wanita dengan kelahiran mati sebelumnya
menurunkan resiko terulangnya kelahiran mati.
Kekuatan dari penyelidikan kami termasuk sejumlah kecil dari data
yang hilang dan pencantuman persalinan sebenarnya di Swedia selama periode penyelidikan.
Kami menyesuaikan faktor ibu
dan komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan kelahiran mati. Karena
beberapa faktor yang kami sesuaikan seperti merokok dan abrupsi plasenta,
penyakit hipertensi, juga diketahui penyebab
kecil untuk masa kehamilan, penyesuaian ini mungkin dapat mengarah pada
penilaian yang rendah dari hubungan antara persalinan pertama yang kecil
menurut masa kehamilan dan resiko kelahiran mati berikutnya. Analisa kami juga mengawasi pada tingkat edukasi ibu, bagaimanapun
juga, karena tekanan pada ibu dan status sosioekonomi dapan berhubungan dengan
kelahiran preterm maupun kelahiran mati, dapat juga ditemukan sisa pembauran
yang berhubungan dengan faktor sosial yang tidak terukur.
Kami hanya terbatas pada data yang termasuk dalam catatan kelahiran
Swedia dan tidak dapat menyelidiki hasil kehamilan sebelumnya dan hubungannya
pada penyebab kasus kelahiran mati. Batasan lain pada penelitian ini adalah
digunakannya usia kehamilan yang kecil sebagai proxy terbatasnya pertumbuhan janin. Beberapa bayi diklasifikasikan
sebagai kecil untuk masa kehamilan akan menjadi kecil untuk alasan bahwa tidak
berhubungan dengan terbatasnya pertumbuhan janin, meskipun bayi lain dengan kelainan genetik untuk
menjadi besar dapat muncul dalam batasan yang normal, meskipun pertumbuhan
mereka terbatas. Untuk kelahiran mati, masa kehamilan dan berat lahir
diperkirakan pada saat persalinan dan tidak pada saat mati, yang mungkin dapat
mengarah pada kesalahan tinggi nilai kelahiran mati diklasifikasikan sebagai
kecil menurut masa kehamilan atau aterm. Meskipun kebanyakan kelahiran mati di
Swedia dilahirkan dalam 24 jam setelah diagnosis. Dalam sebuah penyelidikan di
Amerika Serikat penilitian terhadap temuan histologi janin dan kelahiran mati
diperkirakan 80 % dari seluruh kelahiran mati dilahirkan dalam waktu satu minggu
setelah kematian intrauterin. Demikian, pengaruh dari kesalahan klasifikasi
yang potensial ini mungkin kecil. Catatan kelahiran Negara Swedia termasuk
informasi yang hanya pada kelahiran mati yang terjadi pada atau setelah 28 minggu masa kehamilan, dan
keputusan kami sebaiknya tidak disamaratakan untuk masuk kematian janin yang
terjadi pada sebelum 28 minggu masa kehamilan. Meskipun banyak dari kemungkinan
rasio yang kami laporkan adalah besar, sebaiknya diingat bahwa nilai dan resiko
mutlak kelahiran mati selama kehamilan ke dua masih agak rendah, dan sebagian
besar wanita yang bayi pertama adalah kecil menurut masa kehamilan melahirkan
bayi kedua hidup.
Hubungan yang kuat antara lahirnya bayi pertama yang kecil menurut
masa kehamilan dan resiko kelahiran mati berikutnya memberikan penekanan lebih
pada peran pusat terbatasnya pertumbuhan janin dalam proses etiologi kelahiran
mati. Telah diacak, pengawasan pemeriksaan telah menunjukkan bahwa penggunaan
arteri umbilical Doppler vecilometry menurunkan resiko mortalitas perinatal
pada kehamilan resiko tinggi. Diagnosa dini atas terbatasnya pertumbuhan janin
dapat menjadi prasyarat untuk pencegahan terhadap beberapa kelahiran mati. Tapi
kami belum mengerti pendekatan klinik yang optimal yang dapat dikompromi, pada
janin yang sangat preterm dengan terbatasnya pertumbuhan.
No comments:
Post a comment