TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS
Yang kita bahas kali ini bukanlah keong mas yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), tetapi benar-benar keong mas.
Sebagai
masyarakat yang mengkonsumsi nasi, tentunya tanaman padi menjadi sangat
penting. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus
terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebagian besar
penduduk Indonesia. Bahkan ada lelucon yang mengatakan bahwa “belum bisa di
sebut makan jika belum ada nasinya”. Salah satu upaya untuk mempertahankan
kecukupan pangan adalah melalui pengendalian faktor-faktor pembatas. Salah satu
faktor pembatas yang penting adalah serangan hama penyakit. Begitu banyak hama
ataupun penyakit yang menyerang tanaman padi. Keong mas merupakan salah satu
hama penting pada tanaman padi di Indonesia.
Keong
mas yang dalam bahasa latinnya di sebut Pomacea
canaliculata Lamarck diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika
Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia. Salah satunya adalah sate
keong. Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke
Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Perkembangan
hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7-4 hari
(Pitojo, 1996). Disamping itu, satu ekor keong mas betina mampu menghasilkan 15
kelompok telur selama satu siklus hidup (60-80 hari), dan masing-masing
kelompok telur berisi 300-500 butir (Anonymous, 1993). Seekor keong mas dewasa
mampu menghasilkan 1000-1200 telur per bulan (Anonymous, 1995).
Proses Kerusakan
Keong
mas menyerang tanaman padi sejak di persemaian maupun tanaman berumur dibawah 4
MST. Pada tanaman tua (di atas 4 MST) keong mas cenderung merusak anakan padi.
Peningkatan populasi hama keong mas sangat cepat. Jumlah telur yang menetas
mencapai 80%. Hama ini terbilang ganas dan keong mas muda (ukuran kecil sampai
sedang) tergolong paling ganas menyerang tanaman padi baik di persemaian maupun
tanaman padi di sawah, dibandingkan dengan keong mas dewasa.
Kondisi Lahan
Keong
mas hidupnya sangat tergantung pada air dan umumnya berkembang pesat pada areal
yang tergenang. Apabila lahan berada dalam kondisi tergenang, keongmas akan
berkembang cepat dan bila lahan dalam keadaan kering, hama ini masih dapat
hidup dengan beristirahat di dalam tanah. Keong mas mampu bertahan hidup dalam
tanah sampai 6 bulan lamanya, dan jika mendapat pengairan ia akan berkembang
biak kembali.
Cara Pengendalian Hama Keong Mas
1. Pemasangan Perangkap Telur dan
pemungutan secara Berkala
o
Perangkap telur
terdiri dari kayu bambu, pelepah rumbia, ranting ranting kayu.
o
Panjang kayu
perangkap 1-1,5 m.
o
Besar kayu
perangkap (diameter) 1-3 cm.
o
emasangan tiang
perangkap didalam petakan sawah, 1-3 meter jarak dari pematang sawah .
o
Jarak
masing-masing tiang 2-3 meter atau lebih.
o
Jumlah tiang
perangkap 200 batang/ha.
o
Pemasangan tiang
perangkap pada umur
o
tanaman padi 1
minggu setelah tanam sampai dengan 4 minggu setelah tanam.
o
Pemungutan/pembuangan
kelompok telur yang menempel pada tiang: seminggu 1 atau 2 kali.
o
Pemungutan keong
mas 3 kali seminggu.
o
Tinggi air dalam
petakan 5-10 cm.
2. Pemberian umpan perangkap dan
pemungutan keong mas secara berkala
•
Umpan perangkap
terdiri dari daun, batang, tangkai pepaya dan daun kuda-kuda.
•
Peletakan umpan
perangkap diletakkan dalam petakan sawah secara berjejer.
•
Jarak peletakan
umpan antara satu dengan yang lain 1-2 meter.
•
Jumlah umpan yang
digunakan 40 kg/ha.
•
Waktu mulai
peletakan umpan sebelum tanam sampai dengan 5 minggu setelah tanam.
•
Tinggi air dalam
petakan 5-10 cm.
•
Pemungutan keong
mas 3 kali seminggu.
3. Pelepasan itik di areal sawah
•
Waktu pelepasan 1
minggu setelah tanam sampai dengan umur 45 hari setelah tanam.
•
Jumlah itik yang
dilepaskan 25 ekor/ha.
•
Waktu pelepasan
pagi dan sore hari.
Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan petani dalam menghindari serangan keong mas :
a)
Memperdalam bagian areal pertanaman yang berada di sebelah pematang sawah
sehingga berbentuk seperti parit;
b)
Menggunakan sistem pengairan macak-macak pada areal pertanaman padi muda hingga
padi berumur kira-kira 20-30 hari setelah tanam.
c)
Membiarkan tumbuh rumput-rumputan halus pada pematang sawah
d)
Menggenangi areal pertanaman setelah padi berumur lebih dari 20-30 hari.
Sumber(dengan
perubahan seperlunya):
http://cybex.deptan.go.id/lokalita/teknologi-pengendalian-hama-keong-mas-di-kabupaten-lampung-tengah
Comments